Bagi pencinta kopi, jangan sampai tidak mengenal Baba Budan. Dialah seorang pemberani dari India, yang karena jasanya. Kita semua bisa menikmati secangkir kopi dari kebun-kebun kopi dalam negeri.
Selama lebih dari lima ratus tahun setelah pedagang Arab membawa kopi dari Etiopia untuk dibudayakan di daerahnya, tanaman kopi hanya bisa ditemukan di jazirah Arab. Hal itu terjadi karena adanya larangan untuk membawa biji kopi fertil ke luar Arab. Jadi, penduduk Arab pun selalu merebus dan mengeringkan biji-biji kopi agar biji-biji tersebut tidak bisa tumbuh saat ditanam di luar Arab.
Kopi, atau yang biasa disebut qahwah, saat itu menjadi minuman yang sangat populer di Arab. Pasalnya, kopi mampu membuat orang-orang tetap terjaga saat beribadah di malam hari. Sampai-sampai, berdirilah tempat-tempat minum kopi di Mekkah dan Kairo.
Pada abad ke-17, seorang peziarah dari India bernama Baba Budan datang ke Arab untuk menunaikan ibadah haji. Tertarik untuk menanam kopi di India, Beliau nekat membawa 7 biji kopi fertil dari Arab. Padahal saat itu, biji kopi fertil tidak diperbolehkan untuk dibawa keluar Arab. Tidak hanya diharamkan, bahkan apabila ketahuan, sang pembawa biji kopi bisa dihukum gantung.
Dengan cerdik, Baba Budan meletakkan biji-biji kopi tersebut di dalam lipatan pakaiannya, tepat di bagian perut. Akhirnya, Baba Budan pun berhasil melewati pelabuhan Yaman tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa dia sudah membawa biji-biji kopi fertil.
Sesampainya di India, Baba Budan segera menanam biji-biji kopi tersebut di sebuah bukit di daerah Chikkamagaluru, Karnataka, wilayah barat daya India. Hingga kini, oleh masyarakat India, bukit itu dikenal dengan nama Bukit Baba Budan.
Di bukit tersebut, tanaman kopi yang ditanam Baba Budan tumbuh subur. Tidak hanya itu, tanaman kopi yang awalnya hanya tumbuh beberapa batang itu kemudian berkembang menjadi sebuah perkebunan kopi yang sangat luas.
Beberapa tahun kemudian, Belanda datang ke India dan mengambil bibit-bibit kopi dari bukit tersebut. Belanda pun membawanya ke Indonesia, lalu menanamnya secara besar-besaran di Pulau Jawa.
Lalu, apa yang kemudian terjadi dengan kebun kopi Baba Budan?
Kebun Kopi tersebut tetap tumbuh dengan subur. Di sekitarnya mulai bermunculan kebun-kebun kopi baru. Hal tersebut terjadi karena wilayah dataran tinggi di Karnataka memiliki iklim yang sejuk, sehingga cocok sebagai tempat budi daya tanaman kopi. Meskipun demikian, hampir seluruh kebun kopi di sana masih didominasi oleh jenis kopi yang dahulu dibawa oleh Baba Budan, yakni jenis kopi arabika.
Sejak kopi menjadi komoditas berharga, warga India pun mulai menggemari kebiasaan minum kopi. Kedai kopi pertama di India adalah Kafe Udupi di Bombay yang berdiri pada tahun 1936. Beberapa tahun kemudian, seiring dengan semakin berkembangnya industri, perdagangan, dan seni budaya di negara tersebut, kedai-kedai kopi pun semakin banyak bermunculan.
Berkat jasa Baba Budan, kini kita bisa dengan mudah menemukan beragam jenis kopi dari berbagai belahan bumi. Keberanian Baba Budan membawa tujuh biji kopi fertil menjadi awal mula kopi menyebar ke seluruh dunia, tidak hanya di Arab, sebagaimana ratusan tahun sebelumnya.