Dalam kesehariannya, para pelaku industri kopi seperti penyangrai, prosesor, atau Q Grader memiliki patokan standar untuk mendefinisikan rasa pada kopi. Pada umumnya, mereka melakukan coffee cupping dengan menggunakan panduan Sensory Lexicon yang dibuat oleh World Coffee Research (WCR), dibawah tanggung jawab Edward Chambers (Kansas State University) and Rhonda Miller (Texas A&M University). Penelitian mereka inilah yang kemudian dituangkan menjadi Flavor Wheel. Jika sudah pernah mengikuti cupping session, Anda mungkin pernah melihat panduan ini. Sensory Lexicon ini adalah pedoman lebih detil untuk mendefinisikan rasa yang terdapat dalam kopi. Nah, bagi Anda yang baru mulai menyeduh kopi di rumah, ada baiknya terlebih dahulu memahami konsep sederhana dari mengecap/mencicip rasa melalui sensory experience.
Apa sih sensory experience itu?
Penikmat kopi seperti Anda, yang seringkali mampir ke kedai-kedai kopi di sekitaran kantor/rumah, tentunya sudah banyak mencicipi beragam kopi dari daerah/negara berbeda. Rasa apa yang menjadi kesukaan Anda; floral, fruity, nutty, atau chocolatey? Sebelum dapat mengenal beragam karakter rasa yang ada pada kopi, ada baiknya kita memahami bagaimana lidah kita dapat mengecap/merasakan tasting notes yang berbeda pada kopi. Caranya, yaitu dengan melakukan sensory experience.
Sensory experience adalah sebuah cara untuk memahami bagaimana kita membangkitkan, mengukur dan menafsirkan karakteristik makanan/buah yang dirasakan oleh lidah kita. Metode ini bertujuan agar indera pengecap kita menjadi lebih terlatih dan peka terhadap perbedaan yang terkandung dalam rasa kopi. Seringkali kita melihat pada kemasan atau bungkus kopi terdapat panduan tasting notes. Contoh: aroma floral atau coklat dengan body medium serta lemon acidity. Lantas, apakah tasting notes tersebut memang benar-benar terdapat dalam kopi yang Anda minum? Bagaimana kita bisa tahu bahwa acidity layaknya buah lemon memang terdapat pada kopi tersebut?
Pada sensory experience, Anda akan mempelajari beberapa elemen yang terdapat pada kopi yaitu Aroma, Body, Sweetness/Acidity, serta Balance flavor. Hal paling awal yang Anda pelajari adalah aroma; bagaimana kita mencium harumnya secangkir kopi sesaat setelah diseduh. Untuk pemula, kopi yang sudah diseduh akan tercium mengeluarkan aroma yang sama. Namun, dengan melatih indera penciuman kita melalui sensory experience, kita akan dapat membedakan aroma pada jenis kopi berbeda.
Hal kedua yang Anda pelajari adalah body; dimana kita melatih indera pengecap untuk membedakan tingkat kekentalan yang berbeda. Kemudian, kegiatan selanjutnya adalah mempelajari Sweetness serta Acidity untuk mengenal perbedaan jenis rasa asam yang dihasilkan pada jenis kopi berbeda. Saat Anda mencicipi kopi dengan note orange-like acidity, bukan berarti kopinya akan terasa seperti jeruk. Secara harafiah, ini artinya rasa asam pada kopi ini akan mengingatkan Anda pada rasa asam jeruk. Demikian halnya dengan kopi yang memiliki gentle melon-like acidity; kemungkinan besar kopi ini memiliki tingkat keasaman yang sangat ringan dan menenangkan seperti yang Anda bisa temukan pada buah semangka, melon, atau pepaya.
Nah, demikian penjelasan singkat mengenai sensory experience. Masih penasaran dan ingin mencobanya? Jika Anda tinggal di sekitar Jakarta, pastikan mendaftar untuk Gordi Sensory Experience dan Cupping Session bersama Ardent Coffee yang akan berlangsung di Tunas BMW Tebet mulai pukul 10:00WIB. Silakan langsung daftar melalui tautan ini ya!
1 comment
Ambar Kusumawardani
Please share info if you have class