Memasuki minggu terakhir puasa, kini masyarakat sibuk untuk mempersiapkan pulang ke kampung halaman masing-masing. Ya, mudik lebaran merupakan salah satu tradisi yang dilakukan setiap tahunnya. Maka, tidak heran jika arus mudik selalu ramai dibanjiri para pemudik, baik itu menggunakan transportasi darat, udara dan laut.
Namun, hal itu tidak menghalangi masyarakat untuk tetap meneruskan perjalanan mudiknya demi menikmati kehangatan bersama keluarga. Kemacetan dan padatnya arus mudik lebaran memang dapat menimbulkan rasa jenuh bagi para pemudik. Bagaimana dengan para pecandu kafein yang sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman?
Sebagian besar para pecandu kafein membuat kopinya sendiri. Jika terjebak macet di perjalanan, bagaimana Anda menyiasati untuk tetap menikmati secangkir kopi hitam? Berhenti di kedai kopi terdekat, membeli kopi instan, atau tetap membawa alat seduh kopi?
Cara menikmati kopi
Tentu saja masing-masing memiliki pilihan yang berbeda cara menikmati kopi ketika dalam perjalanan pulang ke kampung halaman. Ketika kami tanyakan perihal ini kepada beberapa penikmat kopi di salah satu komunitas home brewers, mereka pun memberikan jawaban yang beragam.
“Kalau saya bawa alat seduh V60, aeropress, ketel leher angsa 18oz dan penggiling manual. Sebenarnya, kopinya juga sudah saya giling per porsi di plastik klip. Mudik kan tujuannya ke rumah juga. Di perjalanan juga nggak lama. Ketika sampai rumah, siapa tahu saat menyeduh kopi ada saudara atau tetangga ada yang tertarik, bisa menambah penggemar kopi,” tulis salah satu anggota grup Home Brewers Indonesia.
Perihal membawa alat seduh kopi tak hanya V60 dan aeropress, ada juga yang memilih lebih ringkas dengan membawa cafflano classic dan cafflano kompresso, bahkan hanya membawa hand grinder beserta biji kopinya saja. Mungkin pilihan yang terakhir lebih memilih membuat kopi tubruk.
Bicara soal cara menikmati kopi saat melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman, kami ada beberapa cara menikmati kopi yang bisa Gordian lakukan saat terjebak padatnya arus mudik lebaran :
- Menyeduh kopi filter di rest area
Membawa alat seduh kopi tidak selalu merepotkan. Kami sependapat dengan beberapa anggota grup Home Brewers Indonesia yang memilih membawa alat seduh kopi. Anda masih bisa menikmati kopi tanpa ampas ketika singgah di area, asalkan membawa kettle listrik, hand grinder dan biji kopi pilihan Anda. Akan lebih mudah lagi jika sudah menyiapkan stok kopi yang sudah digiling sesuai dengan takaran.
Biasanya, di rest area tersedia colokan listrik untuk orang-orang yang singgah, apalagi saat musim mudik, fasilitas di rest area akan lebih lengkap dari biasanya. Selain itu, cara lain jika tidak memiliki kettle listrik bisa membeli air panas di food court yang tersedia di rest area. Dengan begitu, bermodalkan air mineral, kopi pilihan, colokan listrik yang tersedia, serta alat seduh seperti V60, Gordian bisa menikmati kopi di rest area. Sudah pernah mencoba?
- Menikmati sensasi kopi tubruk
Selain kopi filter, Gordian juga bisa membuat kopi tubruk di rest area. Hal ini juga disebutkan oleh salah satu penikmat kopi yang tergabung dalam grup Home Brewers Indonesia bahwa menurutnya cukup untuk membawa biji kopi dan hand grinder.
Dengan tools tersebut dan menuangkan air panas yang bisa Anda beli di warung sekitar rest area, maka Gordian dapat menyeduh kopi tubruk di rest area. Membuat kopi tubruk menjadi salah satu cara yang lebih sederhana dari membuat kopi filter seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya. Perlengkapan yang dibutuhkan juga tidak sebanyak ketika membuat kopi filter menggunakan dripper.
- Melipir ke kedai kopi terdekat
Tidak semua penikmat kopi yang kami tanyakan memilih untuk membawa alat seduh kopi ketika melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Sebagian memilih untuk mampir ke kedai kopi terdekat yang dilewati selama perjalanan. Hal ini bisa dilakukan oleh siapapun tanpa harus melakukan persiapan menyeduh.
Menikmati secangkir kopi hitam dalam perjalanan adalah pilihan yang tepat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jaringan Hotel & Resort Le Meridien di Paris disebutkan bahwa kopi menjadi kebutuhan perjalanan seorang wisatawan. Alasannya, rata-rata seorang wisatawan mengkonsumsi kopi ketika berada di luar rumah. Kandungan kafein dalam secangkir kopi hitam dapat mempengaruhi aktivitas seseorang yang melakukan perjalanan.
Selanjutnya, masih dalam penelitian yang sama menunjukkan bahwa sebanyak 63 persen para penikmat kopi yang sedang melakukan perjalanan akan bereksperimen terhadap kopi lokal ketimbang mengonsumsi alkohol. Kopi yang berasal dari setiap daerah memiliki karakteristik rasa yang berbeda. Tak heran jika para penikmat kopi yang sedang melakukan perjalanan mampir sejenak ke kedai kopi terdekat yang dilewati.
- Membawa kopi drip pack
Ini merupakan jawaban lain yang kami dapatkan ketika bertanya melalui media sosial, rupanya penikmat kopi lainnya juga menginginkan kepraktisan tanpa khawatir dengan kualitas rasa. Mereka menyiasatinya dengan membawa kopi drip pack. Ya, kopi drip pack ini terbilang lebih ringkas dari sisi kemasan, hingga cara menyeduhnya pun lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kopi ini memang cocok bagi seseorang yang sedang dalam perjalanan. Bermodalkan drip pack dan air panas, Anda sudah bisa menikmati kopi dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan menyeduh sendiri.
“Apa bedanya kopi drip pack dengan kopi instan lainnya?”
Tak jarang bagi orang awam mempertanyakan hal ini. Kopi drip pack pada umumnya memang berbeda dengan kopi instan lainnya yang di jual di warung atau toko sederhana terdekat. Jika dilihat dari kemasan, kopi drip pack dikemas dalam kantung kertas filter yang hanya sekali pakai.
Sedangkan, kopi instan biasa dikemas menggunakan plastik. Kemudian, kopi drip pack memiliki batas penggunaan produk yang lebih ringkas daripada kopi instan lainnya, paling tidak penyimpanan 1 minggu masih nikmat untuk dikonsumsi. Mengapa demikian?
Kopi drip pack dibuat dengan menggunakan biji kopi yang fresh yang sudah digiling dan dimasukkan ke dalam kemasan paper filter. Apabila terlalu lama disimpan, maka aroma dan cita rasa kopinya bisa menghilang. Kopi drip pack jika diseduh memiliki aroma dan cita rasa kopi lebih fresh dari kopi instan biasa. Pembuatannya dapat dikatakan lebih handcrafted daripada kopi instan sachet. Selain itu, pengolahannya tidak dicampur dengan bahan pelengkap lainnya, seperti gula atau susu. Dari sisi harga pun juga berbeda. Kopi drip pack jauh lebih mahal dari kopi instan sachet.
Mencicipi kopi drip pack
Berbicara soal kopi drip pack memang tak luput dari kemudahan dalam menikmati secangkir kopi hitam saat bepergian, termasuk saat mudik lebaran. Berikut ini adalah tiga keunggulan kopi drip pack yang dapat Gordian rasakan :
- Cara menyeduh yang mudah
Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa kopi drip pack ini menjadi salah satu pilihan menikmati secangkir kopi hitam dengan cara praktis yang dibuat dari biji kopi pilihan. Ukurannya pun kecil dan ringan. Tentunya mudah dibawa ke mana-mana. Keunggulannya, Gordian tidak perlu membawa alat seduh lainnya, serta memiliki waktu yang lebih ringkas untuk menyeduh kopi.
- Tidak perlu ke kedai kopi terdekat
Kepraktisan terkadang menimbulkan rasa konsumtif. Seperti halnya, ketika ingin minum kopi, tapi tidak membawa alat seduh kopi atau kopi drip pack, minimal membeli kopi saset di rest area. Satu cangkirnya dibanderol rata-rata Rp 5 ribu. Bagaimana jika ingin menikmati kopi single origin? Setidaknya membeli kopi di Starbucks di rest area yang tersedia atau melipir sejenak ke kedai kopi terdekat. Harganya pun bisa lebih dari Rp 15 ribu per cangkir.
Melihat hal tersebut, di sinilah peranan kopi drip pack. Memberikan kemasan dan cara menyeduh yang praktis tanpa harus mencari kedai kopi. Harganya pun rata-rata setiap bungkusnya Rp10 ribu. Tidak percaya? Jika penasaran dengan kemudahan dan cita rasa kopi enak, Gordian bisa mencoba drip pack yang kami luncurkan di bulan Ramadan, yaitu Sunrise Blend dan Sunset Blend.
“Apa bedanya antara Sunrise Blend dan Sunset Blend?”
Sunrise Blend dan Sunset Blend memiliki profil yang berbeda. Sunrise Blend memiliki profil kopi dengan tingkat keasaman yang rendah dan body yang tebal. Kopi ini cocok bagi Gordian yang suka dengan profil yang lebih kuat. Sedangkan, bagi Gordian yang lebih menyukai profil kopi yang lebih lembut, rasa buah-buahan dan memiliki tingkat keasaman yang medium, pilihan Sunset Blend kami rekomendasikan untuk Anda. 😊
- Kualitas kopi tetap terjaga
Tidak menutup kemungkinan kalau beberapa penikmat kopi masih ada yang meragukan kualitas kopi drip pack. Bagi kami itu adalah hal yang wajar. Bicara soal selera dan kualitas tentu membuahkan pendapat yang beragam. Drip pack memiliki kemasan yang dapat menjaga kesegaran bubuk kopi yang sudah digiling. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari salah satu situs yang merekomendasikan produk menyebutkan bahwa kemasan drip pack yang sekali pakai tersebut tidak akan mudah rusak, karena digunakan untuk satu kali pakai saja.
Bagaimana dengan rasanya? Kopi drip pack memiliki cita rasa yang beragam. Masing-masing produk diracik dengan biji kopi yang memiliki profil kopi yang berbeda. Seperti halnya dengan Sunrise Blend dan Sunset Blend. Jika Gordian membeli kopi drip pack, jangan lupa untuk memperhatikan tanggal kadaluarsanya ya. Penasaran dengan cita rasa kopi drip pack? Silakan mencoba dan bagikan penilaian kamu pada tim Gordi ya!
Menjalani tradisi mudik bukanlah sebuah penghalang bagi Gordian untuk menikmati secangkir kopi hitam. Banyak cara untuk dapat menikmati kopi di perjalanan. Jadi, sudahkah Gordian mempersiapkan mudik lebaran tahun ini? Kemana pun mudiknya, jangan lupa menikmati kopi ya. 😊