Rebrew Buktikan Ampas Kopi Bisa Jadi Bisnis
Share
Saat ini, industri kopi dapat dikatakan sedang eksis di Indonesia. Hal tersebut didasari dengan banyaknya penikmat kopi di negeri penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia ini. Kedai kopi mulai terlihat di berbagai sudut kota. Lalu, ketika banyak yang menjadi penikmat kopi, berarti ampas kopi yang dihasilkan pun juga banyak di setiap kedai kopi. Berbicara tentang ampas kopi, tahukah Anda bahwa ampas kopi dapat didaur ulang dan memberikan beberapa manfaat dalam kehidupan?
Mungkin hal ini tidaklah asing bagi Anda. Karena, pasti beberapa orang sudah ada yang pernah mencoba face mask yang dibuat sendiri dari ampas kopi. Ya, itu adalah salah satu manfaatnya. Manfaat lainnya juga dapat dijadikan sebagai pupuk organik bagi Anda yang suka bercocok tanam. Kedua fungsi tersebut adalah hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Tidak hanya itu, ternyata ampas kopi juga dapat dijadikan salah satu bahan baku untuk membuat jalan aspal. Hal ini sempat dilakukan uji coba di Australia pada 2016.
Dari beberapa kegunaan yang bisa diolah dari ampas kopi ternyata juga memiliki peluang bisnis, salah satunya adalah skincare. Seperti halnya yang dilakukan oleh Lianty, salah satu Founder dari Rebrew yang mengandalkan ampas kopi dan bahan natural lainnya sebagai bahan baku untuk membuat produknya. Lianty menjelaskan bahwa ampas kopi adalah elemen yang berharga.
Perspektif Tentang Ampas Kopi
“Lho, kenapa pakai ampas kopi?”
Pada dasarnya, ampas kopi masih memiliki kandungan kafein, vitamin c, antioksidan dan acidity. Meskipun, kandungannya tidak sebesar ketika sebelum diseduh. Di samping itu, kopi yang digunakan melalui proses penyeduhan selama 30 detik. Namun, hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi wanita kelulusan University of Newcastle, Australia ini untuk mengubah persepsi masyarakat yang masih salah tentang ampas kopi.
“Mungkin untuk masyarakat yang menerapkan gaya hidup echo consist sudah tidak kaget dengan produk yang dibuat dari ampas kopi. Tapi, untuk masyarakat awam masih ada yang menganggap bahwa ampas kopi adalah sampah yang dibuang begitu saja,” kata Lianty saat berbincang dengan tim Gordi.
Bahkan, Lianty pun sempat mendapati sebuah pernyataan dari seseorang yang memintanya untuk membersihkan kedai kopi orang tersebut dengan mengambil ampas kopinya. Selain itu, ada pula yang mengira bahwa ampas kopi yang diambil dari cangkir-cangkir di kedai kopi.
Menanggapi hal itu, Lianty hanya bisa senyum dan mencoba menjelaskan bahwa ampas kopi yang didapat adalah dari mesin pembuat kopi di kedai kopi pilihan dan masih bersih. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat Lianty tidak berhenti untuk mengedukasi masyarakat di setiap kegiatan workshop-nya.
“Lalu, seberapa sulit mengolah ampas kopi menjadi sebuah produk?”
Setiap produk yang ingin dibuat memiliki cara pengolahannya masing-masing. Untuk bahan jalan aspal dan tekstil jelas membutuhkan peralatan yang canggih dan tidak murah.
Rebrew mengolah ampas kopi dengan menjadikannya sebagai minyak terlebih dahulu. Kemudian, dikombinasikan dengan bahan natural lainnya agar menghasilkan produk tertentu. Seperti sampo, scrub, sun cream, face mask dan sabun memiliki komposisi yang berbeda, namun tetap menggunakan ampas kopi. Setelah itu, ampas kopi yang sudah digunakan diolah kembali untuk dijadikan sebagai pupuk kompos.
Jadi, bagi Lianty hal yang dilakukannya ini adalah sebagai salah satu bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan, sehingga melihat adanya peluang bisnis dari sebuah ampas kopi.
“Saya berharap, untuk ke depannya tidak ada lagi yang membuang sampah, seperti ampas kopi. Artinya, selain bisa peduli dengan lingkungan, masyarakat juga bisa memulai pengolahan ampas kopi dari cara sederhana terlebih dahulu, kemudian bisa dijadikan peluang bisnis juga”, jelas Lianty.
1 comment
Halo mbak lianti..
Kapi punya ampas kopi yg melimpah..
Bisa kah kita,untuk bekerja sama..!!